Apa itu Metode FIFO? Cara Kerja dan Manfaatnya bagi Perusahaan

Metode FIFO atau First In First Out merupakan salah satu metode akuntansi yang banyak digunakan perusahaan dalam mengelola dan menilai persediaan barang dagangannya. Namun, apa sebenarnya FIFO itu dan bagaimana cara kerjanya? Tulisan ini akan menjelaskan secara lengkap.

FIFO adalah singkatan dari First In First Out, yang artinya barang pertama masuk adalah barang pertama keluar. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang pertama kali masuk ke gudang/persediaan akan menjadi barang pertama yang dijual. Dengan kata lain, persediaan yang lama akan dijual terlebih dahulu sebelum persediaan yang baru.

Pengertian Metode FIFO

Secara definitif, metode FIFO merupakan metode penilaian persediaan di mana barang yang pertama kali masuk ke gudang diasumsikan sebagai barang yang pertama kali keluar untuk dijual. Metode ini mengikuti alur fisik dari perputaran persediaan, di mana barang-barang yang lebih lama disimpan akan dijual lebih dulu dibandingkan barang-barang yang baru masuk.

Dalam penerapan metode FIFO, urutan persediaan barang sangat diperhatikan. Barang yang pertama kali dibeli dan masuk ke gudang akan mendapat prioritas untuk dijual terlebih dahulu. Baru setelah persediaan lama habis terjual, giliran persediaan barang yang baru masuk yang akan dijual berikutnya.

Kelebihan Metode FIFO

Berikut adalah beberapa kelebihan dari metode FIFO:

Cara Kerja Metode FIFO

Bagaimana sebenarnya cara kerja metode FIFO dalam penilaian persediaan barang? Berikut penjelasannya:

  1. Barang pertama yang masuk ke gudang akan mendapat nomor urut 1
  2. Ketika barang tersebut dijual, harga pokok penjualan menggunakan harga pembelian barang nomor urut 1
  3. Barang kedua yang masuk kemudian mendapat nomor urut 2, begitu seterusnya
  4. Barang dengan nomor urut lebih rendah akan dijual lebih dulu daripada barang nomor urut yang lebih tinggi
  5. Jika barang nomor urut 1 sudah habis terjual, baru giliran barang nomor urut 2 yang dijual, dan seterusnya

Dengan demikian, metode FIFO sangat berdasarkan urutan fisik barang masuk dan keluar. Persediaan lama yang lebih dulu masuk selalu didahulukan untuk dijual sebelum persediaan baru. Harga pokok penjualan pun mengikuti harga perolehan barang yang lebih lama.

Contoh Kasus FIFO

Sebagai contoh, TP Mart membeli persediaan 100 unit minyak goreng kemasan seharga Rp5.000 per unit pada tanggal 3 Juni 2022. Kemudian pada tanggal 15 Juni 2022, TP Mart kembali membeli persediaan minyak goreng sebanyak 100 unit dengan harga Rp5.500 per unit.

Selanjutnya pada tanggal 20 Juni 2022, TP Mart menjual 150 unit minyak goreng. Dengan menerapkan metode FIFO, minyak goreng yang terjual diambil dari persediaan tanggal 3 Juni 2022 sebanyak 100 unit dan sisanya 50 unit dari persediaan tanggal 15 Juni 2022.

Maka harga pokok penjualan minyak goreng tersebut adalah 100 unit x Rp5.000 = Rp500.000 dan 50 unit x Rp5.500 = Rp275.000. Total harga pokok penjualan minyak goreng adalah Rp500.000 + Rp275.000 = Rp775.000.

Perusahaan yang Menerapkan Metode FIFO

Metode FIFO banyak digunakan oleh berbagai jenis perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi. Berikut adalah beberapa contoh perusahaan yang menerapkan metode FIFO:

Perusahaan Ritel

Perusahaan ritel seperti supermarket, minimarket, toko kelontong umumnya menerapkan metode FIFO dalam penilaian persediaan barang dagangannya. Misalnya barang dengan tanggal kadaluwarsa lebih awal akan dijual lebih dulu agar tidak expired.

Distributor Makanan & Minuman

Distributor makanan dan minuman biasanya menggunakan metode FIFO untuk menjual produk yang lebih lama disimpan di gudang terlebih dahulu sebelum produk baru.

Toko Obat dan Apotek

Metode FIFO juga diterapkan apotek dan toko obat untuk obat-obatan dan suplemen. Obat dengan tanggal kedaluwarsa yang lebih dekat didahulukan untuk dijual ke konsumen.

Metode FIFO merupakan metode penilaian persediaan yang menerapkan konsep barang pertama masuk, pertama keluar. Metode ini sangat bermanfaat bagi perusahaan karena sesuai dengan arus fisik perputaran persediaan barang.

Perusahaan ritel, distributor, hingga apotek banyak yang menerapkan metode FIFO karena dinilai lebih akurat dan wajar dalam penentuan harga pokok penjualan. Dengan menerapkan metode FIFO, perusahaan dapat mengelola persediaan dan melakukan penilaian akuntansi dengan lebih efisien.