Mengenal Lebih Dekat Tentang Tradisi Aqiqah Bayi Dalam Islam
Jika memiliki bayi baru lahir, maka disunnahkan bagi orang tua untuk mengadakan tradisi aqiqah. Aqiqah merupakan suatu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia bayi yang telah lahir dengan selamat ke dunia. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam dan mengandung banyak keutamaan yang jarang diketahui banyak orang.
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Aqiqah Menurut Syariat Islam
Menurut bahasa, aqiqah berarti memotong (rambut kepala bayi dan kuku-kukunya). Adapun secara istilah syar’i, aqiqah adalah:
- Menyembelih hewan kurban ketika lahirnya seorang bayi
- Kemudian daging hewan tersebut dimasak dan dibagikan
Dasar hukum aqiqah ini adalah sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini berlandaskan sabda Nabi:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Maka disembelihlah kambing untuknya pada hari ketujuh, diberi nama dan dicukur rambutnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Sejarah dan Latar Belakang Tradisi Aqiqah
Tradisi aqiqah sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam kisahnya ketika mempersembahkan putranya Nabi Ismail untuk disembelih sebagai kurban pengganti domba yang diturunkan Allah SWT.
Mengadakan aqiqah merupakan salah satu bentuk rasa syukur orang tua kepada Sang Pencipta atas nikmat kelahiran sang buah hati dengan selamat. Di samping itu, aqiqah juga bertujuan untuk mendekatkan dan mendoakan si bayi agar senantiasa dekat dengan Allah SWT.
Saat ini, tradisi melaksanakan aqiqah tidak hanya berkembang di negara-negara muslim saja. Namun sudah populer dan menyebar ke berbagai belahan dunia, seperti Eropa, Amerika, Afrika, dan lain sebagainya.
Hukum dan Dalil Pelaksanaan Aqiqah
Jumhur ulama sepakat bahwa hukum melaksanakan aqiqah adalah sunnah mu’akkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Adapun dasar hukum aqiqah antara lain:
- Firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-An’am 32 tentang syariat penyembelihan hewan kurban.
- Hadis Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Daud sebelumnya.
- Hadis riwayat Abu Dawud juga menyatakan bahwa Nabi Saw bersabda: “Sembelihlah kambing untuk bayi kalian dan cukurlah rambutnya pada hari ketujuh.”
- Hadis riwayat Tirmidzi juga menyebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
Meski demikian, sebagian kecil ulama berpendapat bahwa aqiqah tidak diwajibkan dan hanya merupakan tradisi semata. Namun pendapat inilah yang dianggap paling lemah.
Waktu Pelaksanaan Aqiqah yang Disyariatkan
Mengenai waktu pelaksanaan aqiqah, sebagian besar ulama sepakat disunnahkan dilaksanakan pada hari ke-7 setelah kelahiran bayi.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh…”
Namun, apabila tidak sempat mengadakan aqiqah pada hari ke-7, para ulama memperbolehkan untuk mengadakannya hingga bayi berusia 7 tahun. Hanya saja, waktu pelaksanaan yang paling utama dan lebih baik tetap disunnahkan dilakukan ketika bayi berusia 7 hari.
Jenis Hewan yang Boleh dan Tidak Boleh Untuk Aqiqah
Menurut kesepakatan jumhur ulama, hewan yang paling utama dan dianjurkan untuk dijadikan kurban aqiqah adalah kambing/domba.
Adapun hewan lain yang boleh digunakan seperti unta dan sapi, hukumnya boleh saja asalkan memenuhi kriteria:
- Hewan tersebut halal dimakan dagingnya
- Sehat jasmani, tidak cacat
- Berumur minimal 1 tahun (kambing/domba) dan 2 tahun (sapi/unta)
Akan tetapi, penggunaan hewan selain kambing untuk aqiqah masih dinilai kurang tepat dan utama.
Tata Cara Pembagian Daging Aqiqah
Terkait tata cara pendistribusian atau pembagian daging aqiqah, ada beberapa ketentuan sebagai berikut:
- Disunnahkan untuk mendahulukan bagian daging aqiqah kepada kerabat dan tetangga terdekat
- Kemudian disunnahkan sekali untuk menyedekahkan sebagian kepada fakir miskin
- Tidak dianjurkan bagian daging aqiqah untuk dimakan sendiri oleh keluarga yang punya hajat
Dengan demikan, pelaksanaan aqiqah tidak hanya bermanfaat bagi sang bayi dan kedua orang tuanya. Namun juga bagi kerabat dan tetangga sekitar, serta kaum dhuafa yang membutuhkan.
Keutamaan dan Manfaat Melaksanakan Aqiqah
Diantara banyak keutamaan mengadakan aqiqah bagi bayi antara lain:
- Doa kedua orang tua lebih mudah dikabulkan Allah Ta’ala
- Menghapus dosa dan kesalahan bayi sejak lahir, serta mendekatkannya kepada Allah
- Memperkenalkan dan membiasakan bayi untuk beramal kebaikan sejak usia dini
Selain itu, bagi orang tua sendiri juga akan mendapatkan pahala yang besar dengan menunaikan aqiqah ini dengan ikhlas karena Allah Ta’ala.
Perbedaan Aqiqah Bayi Laki-Laki dan Perempuan
Secara umum, takaran dan tata cara aqiqah antara bayi laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama.
Adapun perbedaannya hanya terletak pada jumlah kambing yang disembelih, yaitu:
- Untuk bayi laki-laki biasanya menggunakan 2 ekor kambing
- Sedangkan untuk bayi perempuan 1 ekor kambing
Namun sebenarnya, jumlah tersebut bukanlah sebuah keharusan. Tidak ada dalil yang mengharuskan perbedaan kadar kurban antara bayi laki-laki dan perempuan.
Ini semata-mata hanya merupakan anjuran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai simbol kadar belas kasih orang tua yang lebih besar kepada anak laki-laki ketimbang anak perempuan pada zaman dahulu.
Biaya Pelaksanaan Aqiqah Menurut Kondisi Masing-Masing
Terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk aqiqah sebenarnya tidak ada patokan nominal tertentu, baik minimal ataupun maksimal.
Semuanya kembali lagi kepada kondisi kemampuan ekonomi dan keuangan masing-masing keluarga.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan aqiqah hanya karena keterbatasan biaya.
Sebab yang terpenting adalah niat dan ikhlas karena Allah dalam menjalankan sunnah ini, bukan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan.
Pertanyaan: Untuk orang tua yang tidak mampu, apakah bisa beraqiqah hanya dengan menyembelih ayam saja?
Jawaban: Boleh saja berkurban dengan ayam bagi yang tidak mampu menyembelih kambing. Yang penting niatnya karena Allah dan tetap mengikuti tata cara aqiqah yang benar.
Pertanyaan: Bagaimana hukum aqiqah bagi bayi kembar, berapa ekor kambingnya?
Jawaban: Untuk bayi kembar, tetap dihitung 1 aqiqah untuk masing-masing bayi. Jadi jika kembar 2, ya 2 ekor kambing. Jika kembar 3, maka 3 ekor kambing. Begitu seterusnya.
Pertanyaan: Bolehkah aqiqah dilakukan sebelum bayi lahir (ketika masih dalam kandungan)?